2008/02/19

PENDAHULUAN
“WALISANGA” berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik
Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan
Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis
bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan
darah juga dalam hubungan guru-murid. Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan
Ampel anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik
Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan drajat adalah
anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang.
Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung
Jati adalah sahabat para sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu
meninggal.
Mereka tinggal di pantai utara jawa dari awal abad-15 hingga pertengahan abad-
16 di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur. Demak-
Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para
intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. mereka mengenalkan
berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga,
kebudayaan dan kesenian, kamasyarakatan hingga pemerintahan. Pesantren Ampel Denta
dan Giri adalah institusi pendidikan paling penting di masa itu.
Era Walisanga adalah era berakhirnya dominasi Hindhu-Budha dalam budaya
NUSANTARA untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol
penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga
berperan. Namun peran mereka yang sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di
Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masysarakat secara luas serta dakwah
secara langsung, membuat “Sembilan Wali” ini lebih banyak disebut disbanding yang
lain. Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran
Islam.
Makalah ini mencoba untuk mengupas tuntas daripada dakwah salah satu dari
Sembilan Wali yang tersebut diatas, yaitu Sunan Ampel. Pengkajian mengenai dakwah
Sunan Ampel ini sangat penting bagi kia, untuk mengetahui metode dakwah Sunan
Ampel, perjuangan beliau dalam mendakwahkan Islam, problematika yang beliau hadapi
dalam mendakwahkan Islam. Perjalanan dakwah beliau dari awal hingga akhir hayat
beliau akan dibedah secara langkap dalam makalah ini.
2
BIOGRAFI SUNAN AMPEL
Sunan Ampel merupakan salah seorang anggota Walisanga yang sangat besar
jasanya dalam perkembangan Islam di Pulau Jawa. Sunan Ampel adalah bapak para
wali.Dari tangannya lahir para pendakwah Islam kelas satu di bumi tanah jawa. Nama
asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Sedangkan sebutan sunan merupakan gelar
kewaliannya, dan nama Ampel atau Ampel Denta itu dinisbatkan kepada tempat
tinggalnya, sebuah tempat dekat Surabaya1. Ia dilahirkan tahun 1401 Masehi di Champa.
Para ahli kesulitan untuk menentukan Champa disini, sebab belum ada pernyataan tertulis
maupun prasasti yang menunjukkan Champa di Malaka atau kerajaan Jawa. Saifuddin
Zuhri (1979) berkeyakinan bahwa Champa adalah sebutan lain dari Jeumpa dalam bahasa
Aceh, oleh karena itu Champa berada dalam wilayah kerejaan Aceh. Hamka (1981)
berpendapat sama, kalau benar bahwa Champa itu bukan yang di Annam Indo Cina,
sesuai Enscyclopaedia Van Nederlandsch Indie, tetapi di Aceh.
Ayah Sunan Ampel atau Raden Rahmat bernama Maulana Malik Ibrahim atau
Maulana Maghribi, yang kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Gresik. Ibunya
bernama Dewi Chandrawulan, saudara kandung Putri Dwarawati Murdiningrum, ibu
Raden Fatah, istri raja Majapahit Prabu Brawijaya V. Istri Sunan Ampel ada dua yaitu:
Dewi Karimah dan Dewi Chandrawati. Dengan istri pertamanya, Dewi Karimah,
dikaruniai dua orang anak yaitu: Dewi Murtasih yang menjadi istri Raden Fatah (sultan
pertama kerajaan Islam Demak Bintoro) dan Dewi Murtasimah yang menjadi permaisuri
Raden Paku atau Sunan Giri. Dengan Istri keduanya, Dewi Chandrawati, Sunan Ampel
memperoleh lima orang anak, yaitu: Siti Syare’at, Siti Mutmainah, Siti Sofiah, Raden
Maulana Makdum, Ibrahim atau Sunan Bonang, serta Syarifuddin atau Raden Kosim
yang kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Drajat atau kadang-kadang disebut Sunan
Sedayu.
Sunan Ampel dikenal sebagai orang yang berilmu tinggi dan alim, sangat
terpelajar dan mendapat pendidikan yang mendalam tentang agama Islam. Sunan Ampel
juga dikenal mempunyai akhlak yang mulia, suka menolong dan mempunyai
keprihatinan sosial yang tinggi terhadap masalah-masalah sosial.
1Ridin Sofwan, dkk. Islamisasi di Jawa. Pustaka Pelajar: 2004. Yogyakarta. hlm 35
3
PEMBAHASAN
A. Perjalanan Dakwah Sunan Ampel
Bebrapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke Pulau Jawa pada tahun
1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa,
mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang,sawaktu di
Palembang menjadi tamu Arya Damar selama dua bulan. Ia berusaha
memperkenalkan Islam kepada raja muda Palembang anak Sri Kertawijaya itu. Arya
Damar yang sudah tertarik kepada Islam hampir saja mengikrarkan masuk Islam,
tetapi karena tak berani menanggung resiko menghadapi tindakan rakyatnya yang
masih terikat pada kepercayaan lama, maka ia tidak menyatakan keislamannya
dihadapan umum2. Kemudian mereka melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi
ke Majapahit menemui bibinya seorang putri dari Champa, bernama Dwarawati yang
dipersunting salah seorang Raja Majapahit beragama Hindhu brgelar Prabu Sri
Kertawijaya.
Sunan Ampel adalah bapak para wali, dari tangannya lahir para pendakwah Islam
kelas satu di bumi tahan Jawa. Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang
dihadiahkan Raja Majapahit, menurut penuturan Babad Gresik, Raden Rahmat
berhasil menjadikan daerahnya yang semula berair dan berlumpur menjadi daerah
yang makmur. Didirikan pula pesantren, sehingga Ampel menjadi pusat dakwah
Islam. Dia menerima gelar dari pengikutnya Sultan Makhdum. Mula-mula ia
merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan abad-15, pesantren tersebut
menjadi sentra pendidikan yang terus dibina secara sungguh-sungguh, Raden Rahmat
berhasil menelurkan orang-orang yang ahli agama dan menguasai ajaran Islam serta
mempunyai dedikasi tinggi dalam mengamalkan dan menyiarkan Islam. Diantara para
santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut kemudian
disebarkan untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura.
2Ridin Sofwan, dkk. Islamisasi di Jawa. Pustaka Pelajar: 2004. Yogyakarta. hlm 47
4
Suana Ampel menganut Mahdzab Fiqh Hanafi. Namun, pada para santrinya, Ia
hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah
dan ibadah. Tidak banyak yang diajarkan Sunan Ampel. Dia hanya mengajarkan Moh
Limo. Artinya tidak bersedia melakukan lima perkara yang batil. Yakni: moh main
(tidak mau berjudi), moh ngombe (tidak mau minum), moh maling ( tidak mau
mencuri), moh madat (tidak mau mengisap candu) dan yang kelima adalah moh
madon (tidak mau berzina).
Ajaran ini disebarkan ke seantero negeri. Lambat laun kalimat itu mulai akrab
ditelinga dan lidah masyarakat. Akhirnya istilah moh limo menjadi falsafah hidup
yang ditaati dan sakral. Demikianlah cara Sunan Ampel pelan-pelan meluruskan
akhlak rakyat.
Pemikiran Sunan Ampel dan strategi dakwahnya yang mapan, membuat dakwah
di Jawa merata dan dapat berkembang dengan pesatnya. Jawa yang menjadi hijau
dalam waktu yang relative singkat. Konsep pengajaran Sunan Ampel adalah
mendekatkan diri dengan masyarakat. Sunan Ampel juga mengadopsi beberapa istilah
agar familiar bagi rakyat. Kata shalat diganti sembahyang yang berasal dari sembah
hyang. Mushola diganti langgar yang berasal dari kata sanggar. Murid yang belajar
di pesantrennya dinamai santri yang berasal dari kata santhri, artinya orang yang
memahami kitab suci agama Hindhu.
Pengaruh Sunan Ampel didunia politik adalah Sunan Ampel merupakan tokoh
dibelakang Raden Fattah yang punya peran besar dalam penyebaran Islam di seluruh
tanah Jawa. Dan melalui murid-muridnya ia mampu menyebarkan Islam sampai ke
Ternate dan Tidore yang terus berlanjut sampai ke Bima. Fakta ini menunjukkan
bahwa peran Sunan Ampel secara politis telah memberikan pengaruh kuat pada
Raden Fattah yang bertindak sebagai Raja Demak saat itu. Sedangkan pengaruhnya
dari sisi pendidikan adalah memberi motivasi kuat untuk membangun bangsa tidak
hanya berupa pendirian pesantren dan tasawuf seperti yang dilakukan oleh Sunan Giri
dan Sunan Muria. Inilah peran utama Sunan Ampel perhadap dakwah Islam di tanah
air, khususnya di tanah Jawa.
Dalam dakwahnya Sunan Ampel pada prinsipnya menghendaki adanya keimanan
yang murni. Sehingga pada mulanya Sunan Ampel kurang setuju apabila adat istiadat
5
atau kebiasaan penduduk Jawa seperti kenduri, selamatan, bersesaji, dan sebagainya
dibolehkan tetap hidup dalam sistem sosio cultural masyarakat yang telah memeluk
agama Islam. Namun karena Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus menginginkan agar
adat istiadat Jawa itu untuk sementara sebaiknya tetap dibiarkan tetapi diselipi nafas
Islam, maka akhirnya Sunan Ampel tidak keberatan. Perlu diketahui bahwa keberatan
Sunan Ampel terhadap adat istiadat Jawa tersebut dikhawatirkan hal tersebut akan
menimbulkan bid’ah.
Sunan Ampel sangat memperhatikan kaderisasi. buktinya, dari sekian putra dan
santrinya, adayang kemudian menjadi tokoh Islam terkemuka. Dari perkawinwnnya
dengan Dewi Chandrawati, Sunan Ampel dikaruniai lima anak. Dua diantanya juga
menjadi wali, yaitu Sunan Bonang dan Sunan Drajat.
Sunan Ampel sangat terkenal dalam menyampaikan dakwah. Ia merupakan orator
yang pandai memikat pendengar.Didalam masa penyebaran agama Islam Sunan
Ampel suka memberikan petuah-petuah ataupun sesuatu yang dapat menyembuhkan
penyakit dengan hanya berucapkan dua kalimat Syahadat Butir-butir nasehat Sunan
Ampel adalah3:
1) Barangsiapa hanya mengakui yang terlihat oleh mata saja, itu
berarti belum mengerti hekekat Tuhan
2) Jikalau engkau mempunyai ilmu yang menyebabkan banyak orang
suka padamu, janganlah engkau merasa pandai, sebab kalau Tuhan
mengambil kembali ilmu yang menyebabkan engkau tersohor itu,
engkau menjadi tak berbeda dengan yang lain, bahkan nilainya
menjadi dibawah nilai daun jati yang sudah kering.
3) Barangsiapa suka membuat senang orang lain, ia akan mendapat
balasan yang lebih banyak daripada yang ia lakukan
3 Purwadi, dkk. Dakwah Walisanga (Penyebaran Islam Berbasis Kultural di Tanah Jawa ). Panji Pustaka.
2007. Yogyakarta. hlm 27
6
B. Problematika Dakwah Sunan Ampel
Karena pengaruh dari Sunan Ampel yang begitu besar terhadap istana Majapahit,
maka penyebaran agama Islam didaerah yang menjadi kekuasaan Majapahit,
khususnya di pantai utara Pulau Jawa, tidak begitu banyak mendapat tantangan dari
pihak kerajaan Majapahit. Meskipun belum banyak pihak istana kerajaan Maja pahit
yang memeluk agama Islam, tetapi Raja Majapahit Prabu Brawijaya V yang sedang
berkuasa saat itu tetap memberikan izin adanya penyiaran agama Islam kepada
masyarakatnya. Dari rakyat Majapahit sendiri Sunan Ampel juga tidak mendapat
begitu banyak tantangan, hal ini terbukti dari secara pelan-pelan Sunan Ampel dapat
meluruskan akhlak rakyat Majapahit. Pemuda- pemuda dari berbagai penjuru tanah
air berdatangan ke Ampel. Di pondok pesantren ini pula para pemuda Islam digodog
sebagai kader dakwah.
Jasa-jasa Sunan Ampel dalam perkembangan agama Islam di Pulau Jawa banyak
sekali. Selai sebagai penyebar atau penyiar agama Islam di daerah Ampel Denta,
Surabaya dan sekitarnya. Suana Ampel juga merupakan perencana kesultanan Demak
Bintoro. Berdirinya kerajaan Islam demak Bintoro sebagai kerajaan Islam pertama di
Pulau Jawa, adalah berkat ide-ide Sunan Ampel. Jadi tidak banyak kesulitan yang
dihadapi oleh Sunan Ampel dalam mendakwahkan agama Islam. Bisa dibilang
dakwah Sunan Ampel di tanah Jawa adalah sukses.
C. Faktor-faktor Pendukung Dakwah Sunan Ampel
Diantara faktor pendukung pesatnya pertumbuhan dan perkembangan pesantren
Ampel antara lain Karena letak desa Ampel Denta yang berada di tepi sungai dan
pelabuhan Surabaya. Karena letak yang strategis di pintu gerbang masuk Majapahit
itu, maka Ampel mau tidak mau harus bersinggungan langsung dengan sirkulasi
perdagangan Majapahit, karena seluruh kapal dari dan menuju Majapahit mesti
melewati pelabuhan Surabaya. Dan dengan letak Ampel yang menguntungkan seperti
7
itulah Raden Rahmat (Sunan Ampel) dapat memanfaatkan misi dakwahnya kepada
para bangsawan, pedagang maupun pegawai kerajaan yang melewati wilayahnya.
Faktor lain yang mempengaruhi pestnya perkembangan Ampel Denta adalah
karena Sunan Ampel tidak pernah mempersoalkan perbedaan Madzhab dengan
madzhab yang dianut oleh para juru dakwah maupun santrinya, meskipun beliau
senduiri penganut Madzhab Hanafi. Dalam mengembangkan pendidikan Islam, beliau
lebih mengutamakan segi penanaman akidah dan pelaksanaan syari’at yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
8
KESIMPULAN
Pelajaran yang bisa diambil dari dakwahnya Sunan Ampel adalah:
1. Sunan Ampel tidak pernah membedakan orang satu dengan
lainnya kerana mdzhabnya. Beliau tidak pernah
memaksakan madzhab yang beliau anut (Madzhab Hanafi)
untuk diikuti oleh para santrinya.
2. Dalam dakwah beliau hanya mengajarkan satu bahasa yang
terus menerus beliau tanamkan pada hati dan pikiran para
santrinya yang hingga sekarang ajaran itu masih diingat
dikalangan masyarakat saat ini yaitu “Moh Limo”.
3. Banyak strategi yang beliau gunakan dalam berdakwah
diantaranya:
Pertama-tama dengan mendekatkan diri dengan
masyarakat terlebih dahulu.
dalam dakwahnya Sunan Ampel banyak
mengadopsi beberapa istilah agar familiar dan
mudah diingat oleh rakyat, misal: kata shalat diganti
sembahyang, yang berasal dari kata sembah Hyang,
dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam kancah perpolitikan peran beliau sangat
besar bagi penyebaran Islam di Jawa karena beliau
adalah orang kepercayaan Raden Fattah Raja
Demak.
Dalam dunia pendidikan beliau memberi motivasi
untuk membangun bangsa tidak hanyya berupa
pendirian pesantren dan tasawuf.
9
DAFTAR PUSTAKA
Purwadi, dkk. Dakwah Walisanga (Penyebaran Islam Berbasis Kultural di Tanah Jawa
Panji Pustaka. 2007. Yogyakarta.
Ridin Sofwan, dkk. Islamisasi di Jawa. Pustaka Pelajar: 2004. Yogyakarta.
Shalahuddin Hamid, dkk. Seratus Tokoh Islam Yang Paling Berpengaruh di Indonesia
Inti Media Nusantara. 2003. Jakarta Selatan.

Tidak ada komentar: